February 1, 2012

Managing Habits

Lets Play a Game...

Kategori Sifat Positif;
Baik
Alim
Royal
Supel
Rajin
Ramah

Kategori Sifat Negatif;
Manja
Malas
Marah
Pelit
Malu
Bawel
Galak
Bandel

Setuju kan kita pasti lebih senang bergaul sama orang-orang yg punya sifat kategori yg diatas dari pada kategori di bawah :) . Enggak banget deh gaul dan jadi orang yang termasuk kategori yang dibawah. Enggak nyangkal juga bahwa kalau seseorang itu bisa dicap Royal, pasti karena enggak pernah Pelit kan.


Sekarang
Tambahkan kata 'terlalu' di depan setiap sifat pada Kategori Sifat Positif
Terlalu Baik
Terlalu Alim
Terlalu Royal
Terlalu Supel
Terlalu Rajin
Terlalu Ramah

Dan,
Tambahkan kata 'cukup' di depan setiap sifat pada Group Sifat Negatif
Cukup Manja
Cukup Malas
Cukup Marah
Cukup Pelit
Cukup Malu
Cukup Bawel
Cukup Galak
Cukup Bandel


Uniknya, setelah ditambahin kata terlalu dan kata cukup didepan sifat-sifat diatas, kategori-kategorinya bisa berubah terbalik ya :). Yang tadinya masuk kategori positif bisa berubah jadi masuk ke kategori negatif, dan yang tadinya masuk sifat negatif, bisa pindah haluan ke kategori sifat positif.

Setelah diperhatikan, beberapa teman yang pernah 'curhat' soal penyebab putusnya pertemanan atau pernikahan mereka malah karena dia itu memiliki sifat-sifat yang kita setujui masuk kategori sifat positif diatas tadi. Misalnya "Kata Dewi dia enggak tahan lagi sama sifatku yang terlalu royal kepada siapapun, kita jadi enggak pernah punya tabungan masa depan" keluh seorang teman tentang istrinya. Atau "Dulu Mike kagum sama saya karena saya rajin, tapi sekarang Mike bilang saya saking rajinnya bekerja di kantor, jadi lupa sama dia dan anak" cerita seorang teman perempuan.

Ternyata yaa... kalau sifat-sifat positif itu dilakukan terus menerus tanpa diatur porsinya, bisa menimbulkan prahara dan merusak relationships. Kalau udah dengar curhat-curhat macam itu saya cuma bisa ngajak rubah mindset, bahwa semua sifat itu baik. Bahkan yang sebelumnya masuk dalam kategori sifat negatif tadi, itu semua sifat yang positif. Untuk menganalisa dan menjawab teman-teman yang curhat diatas tadi, saya membekali diri dengan banyak bertanya ke teman-teman yang punya hubungan asik dengan sahabat maupun pasangannya masing-masing.
Pertanyaan saya ke mereka sederhana "Apa sih yang bikin kamu suka dan langgeng sama dia?".
Kebanyakan mereka menjawab ;
"Enggak tau ya Neth, aku ngerasa dianggap super aja sama si Rini. Ditengah sifatnya yang sangat mandiri itu, dia sering manja ke aku. Dan bawelnya itu ngangenin. Jarang-jarang tapi pas" jawab teman saya sambil nyengir.
"Wah, aku suka banget sama sifat Rian yang supel dan ramah sama siapapun, walaupun sesekali dia galak dan jutek minta ampun. Uniklah pokoknya!'"kata Rika antusias.

Ada cerita lain juga, rekan saya yang mostly galak dan sering marah baru pindah rumah disuatu kompleks perumahan, baru beberapa hari bermukim disana bersama istri dan 2 anaknya, tiba-tiba tetangga sebelah menegur nya karena merasa bangunan rumah rekan saya itu terlalu tinggi dan tetangga tersebut merasa sangat dirugikan. Merasa terbukti bahwa rekan saya telah meminta ijin kepada kepala warga setempat dan sesuai juga dengan IMB nya, ia merasa sangat tersinggung dan marah. Apalagi protes tetangganya itu disampaikan ketika rumah telah selesai dibangun. Ketika dia sebenarnya punya hak untuk menegur balik tetangganya, dia berfikir dan mengatur emosinya untuk memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya bila dia melampiaskan marahnya. Dia mem'peta'kan pikirannya sebelum bertindak, memprediksi bahwa hari-hari kedepan nanti akan merugikan rekan saya terpampang bagai film; permusuhan dengan tetangga sebelah rumah akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman, anak-anaknya tidak akan bisa main bebas dengan anak-anak tetangganya tersebut, istrinya tidak akan bisa sharing dengan istri tetangganya. Banyak ruginya daripada untungnya. Untungnya hanya sesaat, yaitu pelampiasan amarah, kepuasan emosi diri. Selebihnya? Nol keuntungan.
Rekan saya itu memutuskan untuk meredam marah dan malah merespon teguran keras tetangganya itu dengan suara sangat sopan bervolume rendah sehingga marah tetangganya tidak berlangsung lama. Keesokan harinya rekan saya bersama istri dan anak-anak berkunjung ke tetangga sebelah tersebut, membawa makanan dan banyak bertanya bagaimana caranya merendahkan bangunan rumahnya yang menurut tetangganya itu terlalu tinggi. Merasa dirinya dihargai dan dihormati dengan pertanyaan-pertanyaan rekan saya, sang tetangga itu pun memutuskan untuk menerima dengan baik kondisi bangunan rumah rekan saya tersebut. "Yaah, walaupun rumah kami jadi kurang sinar mataharinya, buat you... it's oklah" ujar sang tetangga.

Semua sifat itu tidak dalam kategori-kategori positif atau negatif. Tidak bisa digolongkan karena menurut saya semua sifat itu tidak memiliki 'sifat', alias tidak bersifat baik atau buruk. Tinggal bagaimana kita memanage-nya dengan porsi-porsi yang sesuai. Jangan karena notabene sifat ramah itu baik dan ingin dicap ramah, maka seseorang itu berusaha untuk tidak pernah marah padahal marah itu perlu agar kita dihargai dan kemudian dari dihargai orang lain itu berpengaruh terhadap kegiatan dan masa depan kita.

Intinya, milikilah semua sifat yang kita kenal di dunia ini, tambahkan 'bermanfaat' dibelakang setiap sifat-sifat kita. Artinya kita telah dengan bijak mengatur sifat-sifat kita tersebut agar memberi manfaat kepada sipemilik sifat maupun setiap orang yang berinteraksi dengan kita. Prioritaskan keluarga inti dahulu yang menerima manfaat dari semua sifat kita, minta koreksi pada proses belajar memanage sifat-sifat kita. Jangan menyalahkan siapapun yang memiliki sifat yang tidak sesuai, mungkin itu karena ia belum belajar memakainya secara 'cukup' bijak sesuai porsi. Kalau habis baca ini teman-teman jadi mulai belajar managing habits, makasih bangettt hehehe. Tujuan saya lumayan tercapai deh ya.

Cobalah jadi individu yang bahkan orang lain pun tidak bisa menstempel jidat kita dengan cap apapun, karena semua sifat kita punyaaaaaa hehehe ... mandiri, manja, rajin, malas, berani, takut, malu, pede, supel, penyendiri, pemarah, ramah, alim, bandel dan sebagainya. Niscaya (caelaaa), kita makin disukai dan disayang banyak orang.

Percaya gak? :)

No comments: