February 29, 2012

Bukan Mimpi Biasa

Diawali dari khayalan suatu malam

Menyentuh relung hati
Memenuhi pikiran
Memotivasi jiwa
Menggeraki raga

Sejak berani mengandung mimpi
Tiba-tiba semua mengarah ke cahaya
Jalan-jalan terbentang menganga
Pintu-pintu kesempatan membuka

Kemudian, mimpi itu bukan mimpi lagi
Bukan hanya tatapan kosong menerawang
Bukan hanya remasan gemas buku-buku jari
Bukan hanya tarikan nafas panjang yang bervolume kemustahilan

Mata ini sekarang selalu mencari
Jari ini pun terus menari
Nafas pun ikut berlari

Tidak sempat lagi hanya berdiam
Mahluk yang bernama mimpi itu telah lahir.
Janin itu sudah mem-bayi


Siap mengisi dunia
Memberi nyawa,
Pada mimpi-mimpi baru

February 28, 2012

How to Win

Sugar Ray Leonard believes, only 3 Steps needed tobe a Winner ;

You have to KNOW you can Win
You have to THINK you can Win
You have to FEEL you can Win

Know,
Think,
Feel.

Then,
You will Win.
No doubt.

February 20, 2012

"Naik Kelas Yuk!"

Orang bijak bilang ;
'Keabadian yang abadi adalah ketidak abadian'.

Sebab hidup ini tidak abadi, maka apa kita akan buang waktu dan berdiam diri tanpa menjadikan diri yang terbaik yang kita bisa?

Pasrah dan Ikhlas, dua kata yang berbeda sekali. Betul artinya mirip, yaitu adalah berserah pada yang kuasa, tapi jika dikaji lebih lanjut maknanya, ternyata pengaruh dari dua kegiatan tersebut bertolak belakang.

Pembedanya ada pada time frame pelaksanaan kedua kegiatan tersebut.
Pasrah adalah berserah sejak awal, merasa pasrah dengan keadaan yang (alasan pembelaannya nih) seakan2 sudah suratan takdir yang telah digariskan Tuhan. Jika sudah bertemu kondisi yang sulit maka kita malas berusaha dan mencari jalan keluar. 'Sudahlah, mungkin memang takdir saya' begitu biasanya kita berucap.
Dan kemudian membiarkan waktu berlalu begitu saja tanpa ada perubahan apapun untuk memperbaiki keadaan sulit yang kita miliki. Menyerah dengan keadaan logikanya berarti meyakini bahwa Tuhan itu tidak ada loh. Karena sebenarnya Tuhan tidak akan tinggal diam jika kita berupaya yang terbaik, setidaknya pasti akan terjadi pergeseran nasib dibanding kita pasrah saja.

Mario Teguh juga pernah berkata ; 'Kalah adalah hal yang sementara. Menyerah yang menjadikan kekalahan itu permanen'.

Beda dengan Ikhlas. Kita hidup selalu punya hak untuk melakukan perbaikan diri, punya hak untuk selalu memilih tidak menerima nasib buruk, punya hak untuk bangkit dan berusaha. Yang kita tidak punyai hak adalah menuntut hasil upaya tersebut, tidak berhak untuk selalu benar dengan ramalan hasil akhir. Berserah terhadap hasil dari segala usaha yang kita usahakan adalah inti dari ke ikhlasan. Ikhlas terhadap hasil akhir, bukan pasrah terhadap kondisi awal. Itulah pembeda 2 kata-kata berserah tersebut. Akhir, dan Awal.

Kenapa kita tidak disarankan memikirkan hasil akhir, tidak terikat dengan hasil akhir, dan ikhlas terhadap keputusan masa depan? Karena saat kita sedang berusaha melakukan kegiatan memperbaiki diri dan keadaan, kita menjadi fokus dengan hanya kegiatan mulia tersebut, tidak peduli apapun hasil akhirnya nanti. Yakin saja bahwa apapun yang kita lakukan pada saat pikiran, perasaan dan energi kita terfokus pada saat ini, maka niscaya hasilnya akan baik.

Jadi, mau pasrah sekarang, atau ikhlas nanti? 

Pasrah sekarang dan menyerah? Itu namanya tidak naik kelas karena malas masuk 'sekolahan' nya hidup. Mau kasih nilai di raport jg bingung 'guru'nya hehehe...

Usaha dan hasil akhirnya tetap tidak sesuai? Itu baru namanya belum lulus tapi setidaknya sudah pengalaman belajar di'sekolahan' hidup. Walau merah nilai nya, yang penting tidak kosong kan itu raport :)


February 13, 2012

The Amazing U

Good morning my readers,

How r U feelin today?
Mellow to the low?
Stranded to the dead?

Here's some ideas;
Stand up, grab a mirror, smile and say 'I am A-M-A-Z-ing!'

Still have a cloud in head? listen to 'I Speak No Americano' pump up song as Ur mind backsound :)

Repeat this also in mind;
There is none of a person who can judge who U r.
There is no one outside U who can take control Ur emotion.
There is no one who can make U sad without Ur permition.

I'm not requesting U to be some kinda stubborn or deaf (in other cruel word).
But, if someone in a way makes U far from positive and productive reactions, just take a deep inhale thus exhale, no need to reaction at the first place.
Freeze them, both Ur physical (mouth) and Ur mind (anger).

You better leave that person awhile from Ur sight.
Find something which can make U cool down.
Spare sometime to gather positive thoughts,
then analyze and pick the best of those.

After the clouds blew away, get back to the source and let's start our reaction firmly.

Then, clarify the SEX step ;
Share what U feel
Explain what U want
Xplore what U thought

I believe that SEX will clear up the mess,
But if not, at least U already in the right way of communication.
And, it means that person doesn't have one vision with U,
and doesn't know how an extraordinary person U r.

Don't waste time to choose another next step;
Stay and build up,
Or
Leave and move on.

Hope this post would remind U, that U r amazing.
Cos, U f r!


----
Ps :
U = you
r = are
f = ... well, I'm sure U know that f word ;P

February 3, 2012

Let Your Feelings Be Your Guide

In every moment that you are awake or conscious, you are literally radiating a signal, not so different from a radio signal, and the Universe accepts that signal as your point of attraction.

Every moment that you are conscious or awake, you are literally pulsing an electronic vibration, and the entire Universe is accepting that electronic vibration as your point of attraction and is matching it with other things that are like it.


Your job is to start monitoring your feelings so you really know what is joy, and what is appreciation, what is love and what is sadness, what is anxiety, what is frustration, what is anger.                


When you can detect subtle shifts in your feelings, you will be able to do subtle adjustments in your vibration which will bring you the ability to follow your bliss

As you begin to play with your emotions, or be aware of the way you feel, when you pay attention to the way that you feel, what you are going to notice is ... your emotions let you know, your emotions are your guidance system, that let you know how you are vibrating.                       

And it is so important to understand that, because when you know how you are vibrating, then you understand why it is that you are attracting what you are getting.

Abraham-Hicks

February 1, 2012

Managing Habits

Lets Play a Game...

Kategori Sifat Positif;
Baik
Alim
Royal
Supel
Rajin
Ramah

Kategori Sifat Negatif;
Manja
Malas
Marah
Pelit
Malu
Bawel
Galak
Bandel

Setuju kan kita pasti lebih senang bergaul sama orang-orang yg punya sifat kategori yg diatas dari pada kategori di bawah :) . Enggak banget deh gaul dan jadi orang yang termasuk kategori yang dibawah. Enggak nyangkal juga bahwa kalau seseorang itu bisa dicap Royal, pasti karena enggak pernah Pelit kan.


Sekarang
Tambahkan kata 'terlalu' di depan setiap sifat pada Kategori Sifat Positif
Terlalu Baik
Terlalu Alim
Terlalu Royal
Terlalu Supel
Terlalu Rajin
Terlalu Ramah

Dan,
Tambahkan kata 'cukup' di depan setiap sifat pada Group Sifat Negatif
Cukup Manja
Cukup Malas
Cukup Marah
Cukup Pelit
Cukup Malu
Cukup Bawel
Cukup Galak
Cukup Bandel


Uniknya, setelah ditambahin kata terlalu dan kata cukup didepan sifat-sifat diatas, kategori-kategorinya bisa berubah terbalik ya :). Yang tadinya masuk kategori positif bisa berubah jadi masuk ke kategori negatif, dan yang tadinya masuk sifat negatif, bisa pindah haluan ke kategori sifat positif.

Setelah diperhatikan, beberapa teman yang pernah 'curhat' soal penyebab putusnya pertemanan atau pernikahan mereka malah karena dia itu memiliki sifat-sifat yang kita setujui masuk kategori sifat positif diatas tadi. Misalnya "Kata Dewi dia enggak tahan lagi sama sifatku yang terlalu royal kepada siapapun, kita jadi enggak pernah punya tabungan masa depan" keluh seorang teman tentang istrinya. Atau "Dulu Mike kagum sama saya karena saya rajin, tapi sekarang Mike bilang saya saking rajinnya bekerja di kantor, jadi lupa sama dia dan anak" cerita seorang teman perempuan.

Ternyata yaa... kalau sifat-sifat positif itu dilakukan terus menerus tanpa diatur porsinya, bisa menimbulkan prahara dan merusak relationships. Kalau udah dengar curhat-curhat macam itu saya cuma bisa ngajak rubah mindset, bahwa semua sifat itu baik. Bahkan yang sebelumnya masuk dalam kategori sifat negatif tadi, itu semua sifat yang positif. Untuk menganalisa dan menjawab teman-teman yang curhat diatas tadi, saya membekali diri dengan banyak bertanya ke teman-teman yang punya hubungan asik dengan sahabat maupun pasangannya masing-masing.
Pertanyaan saya ke mereka sederhana "Apa sih yang bikin kamu suka dan langgeng sama dia?".
Kebanyakan mereka menjawab ;
"Enggak tau ya Neth, aku ngerasa dianggap super aja sama si Rini. Ditengah sifatnya yang sangat mandiri itu, dia sering manja ke aku. Dan bawelnya itu ngangenin. Jarang-jarang tapi pas" jawab teman saya sambil nyengir.
"Wah, aku suka banget sama sifat Rian yang supel dan ramah sama siapapun, walaupun sesekali dia galak dan jutek minta ampun. Uniklah pokoknya!'"kata Rika antusias.

Ada cerita lain juga, rekan saya yang mostly galak dan sering marah baru pindah rumah disuatu kompleks perumahan, baru beberapa hari bermukim disana bersama istri dan 2 anaknya, tiba-tiba tetangga sebelah menegur nya karena merasa bangunan rumah rekan saya itu terlalu tinggi dan tetangga tersebut merasa sangat dirugikan. Merasa terbukti bahwa rekan saya telah meminta ijin kepada kepala warga setempat dan sesuai juga dengan IMB nya, ia merasa sangat tersinggung dan marah. Apalagi protes tetangganya itu disampaikan ketika rumah telah selesai dibangun. Ketika dia sebenarnya punya hak untuk menegur balik tetangganya, dia berfikir dan mengatur emosinya untuk memprediksi apa yang akan terjadi kedepannya bila dia melampiaskan marahnya. Dia mem'peta'kan pikirannya sebelum bertindak, memprediksi bahwa hari-hari kedepan nanti akan merugikan rekan saya terpampang bagai film; permusuhan dengan tetangga sebelah rumah akan menyebabkan perasaan yang tidak nyaman, anak-anaknya tidak akan bisa main bebas dengan anak-anak tetangganya tersebut, istrinya tidak akan bisa sharing dengan istri tetangganya. Banyak ruginya daripada untungnya. Untungnya hanya sesaat, yaitu pelampiasan amarah, kepuasan emosi diri. Selebihnya? Nol keuntungan.
Rekan saya itu memutuskan untuk meredam marah dan malah merespon teguran keras tetangganya itu dengan suara sangat sopan bervolume rendah sehingga marah tetangganya tidak berlangsung lama. Keesokan harinya rekan saya bersama istri dan anak-anak berkunjung ke tetangga sebelah tersebut, membawa makanan dan banyak bertanya bagaimana caranya merendahkan bangunan rumahnya yang menurut tetangganya itu terlalu tinggi. Merasa dirinya dihargai dan dihormati dengan pertanyaan-pertanyaan rekan saya, sang tetangga itu pun memutuskan untuk menerima dengan baik kondisi bangunan rumah rekan saya tersebut. "Yaah, walaupun rumah kami jadi kurang sinar mataharinya, buat you... it's oklah" ujar sang tetangga.

Semua sifat itu tidak dalam kategori-kategori positif atau negatif. Tidak bisa digolongkan karena menurut saya semua sifat itu tidak memiliki 'sifat', alias tidak bersifat baik atau buruk. Tinggal bagaimana kita memanage-nya dengan porsi-porsi yang sesuai. Jangan karena notabene sifat ramah itu baik dan ingin dicap ramah, maka seseorang itu berusaha untuk tidak pernah marah padahal marah itu perlu agar kita dihargai dan kemudian dari dihargai orang lain itu berpengaruh terhadap kegiatan dan masa depan kita.

Intinya, milikilah semua sifat yang kita kenal di dunia ini, tambahkan 'bermanfaat' dibelakang setiap sifat-sifat kita. Artinya kita telah dengan bijak mengatur sifat-sifat kita tersebut agar memberi manfaat kepada sipemilik sifat maupun setiap orang yang berinteraksi dengan kita. Prioritaskan keluarga inti dahulu yang menerima manfaat dari semua sifat kita, minta koreksi pada proses belajar memanage sifat-sifat kita. Jangan menyalahkan siapapun yang memiliki sifat yang tidak sesuai, mungkin itu karena ia belum belajar memakainya secara 'cukup' bijak sesuai porsi. Kalau habis baca ini teman-teman jadi mulai belajar managing habits, makasih bangettt hehehe. Tujuan saya lumayan tercapai deh ya.

Cobalah jadi individu yang bahkan orang lain pun tidak bisa menstempel jidat kita dengan cap apapun, karena semua sifat kita punyaaaaaa hehehe ... mandiri, manja, rajin, malas, berani, takut, malu, pede, supel, penyendiri, pemarah, ramah, alim, bandel dan sebagainya. Niscaya (caelaaa), kita makin disukai dan disayang banyak orang.

Percaya gak? :)