October 29, 2012

Surga yang ber'Neraka'


Pernah dia meneropong surga dunia itu
Dia temukan sekantung jantung
Melihat pepohonan asri
Guru-guru pendamai hati

Memberi harap pada pikiran kosong
Masa depan indah
Jawaban dari doa-doanya.

Bergerak dia menuju surga itu
Mendaftar sebagai penghuni dengan hati-hati,
Tuk raih harapan yang dilihatnya dari jauh
Damai ... Damai ... Damai ...

Namun,
Dalam jarak dekat,
Surga itu mewujud beda
Sang jantung ternyata berlubang pada arterinya
Pepohonan pun terbakar api amarah
Guru-guru pergi tak mengajari

Mengacau pada sepenuh-penuhnya otak
Harapan menguap
Dia benci tempat itu,
Menyalahkan teropong, memaki jantung, menonjok penglihatan.

Terpaku dalam remang
Mencari pemilik kesalahan.
Nihil ...

Lalu dia bermimpi melihat dua helai skenario,
Halaman 42 ; Neraka yg terlihat seperti Surga
Halaman 84 ; Surga yg terlihat seperti Neraka
tertanda sutradara : Tuhan

----

Sekarang dia paham,
Kaca yang digunakannya dulu untuk meneropong, ternyata tidak buram
Lensa mata hatinya pun telah akurat diputar
Walau telah hati-hati, menggunakan juga mata hati,
Tetap saja ... kita tidak kuasa mengacak skenario-Nya

Semua sudah ada pada tempatnya.
Seperti cemara digunung,
dan kelapa dipantai.

Semua sudah diatur pada waktunya.
Seperti pagi matahari,
dan bulan malam hari.

Manusia didunia, tidak ada yang sempurna.
Surga dan Neraka didunia, begitupun.

Paket paradoks.
Tidak akan ada surga, sebelum merasai neraka.

Namun dia percaya, akan ada surga setelah terlewati neraka.