January 13, 2012

Egoism without Wars

Steve Job said :
You can't connect the dots looking forward; you can only connect them looking backwards.
So you have to trust that the dots will somehow connect in your future.
You have to trust in something - your gut, destiny, life, karma, whatever.
This approach has never let me down, and it has made all the difference in my life.

Egoisme. Satu kata yang sarat dengan konflik.
Dibanyak kepala, kata tersebut juga cenderung diartikan negatif.
Apa iya selalu begitu?

Let's try to connecting the dots, backwards.
Ingatlah suatu tindakan (yg menurut kita) egois yang pernah dilakukan oleh kita ataupun orang tua kita, apa benar tidak pernah ada satu egoisme yang terjadi di titik masa lampau, yang berbuah positif di titik masa kini?
Entah itu hasil positif dalam bentuk sesuatu ataupun dalam bentuk karakter.
Kalau jawabannya tidak. Tunggu saja! (ehehee maksa)

Contoh yg simple bgt, kalau aja jaman dulu para ayah tidak egois memaksakan kehendak menikah dengan para ibu kita yg notabene dilarang ortunya karena dianggap salah pilih. So pasti gak akan ada anak-anak sekarang yang mandiri dan berkarakter mengagumkan. Dannn... Bisa jadi juga gak akan ada saya yang rajin-rajin mau nulis blog ini... ;)

Sooner or later. The questions of ;
Why we born?
Why we live with all these attachments?
Why i lost this and that?
Why i met her, him, you, you and you?
Will be answered.

Dulu saya sempat tidak ingin memilih suatu jalan hidup jika didepan sana tuh... gak ada titik nya, gak keliatan ujungnya. Full of blindly risks? Ogah.
Mending belok sini nih, yang ujungnya keliatan, walaupun ketauan bakalan biasa-biasa aja tuh si titik. Gak usah ngikutin insting, yang penting gak nyasar. Gitu prinsipnya.

Dulu marah banget sama orangtua yang pisah karena egois mereka masing-masing gak ketemu. Tapi sekarang, hal itu seakan membuat saya belajar banyak. BANYAK. Thanks to their Egoism :)

Saya jadi pernah ngerasain yang namanya sedih tingkat dewa, dan hal itulah yang membuat sayapun 'kenal' yang namanya bahagia tingkat dewa-nya dewa. Paham artinya rasa terpuruk, dan ngeh pula artinya harus bangkit. Ada baiknya jg kan hasil dari Egois?  :)

Sekarang, jika belum ada jawaban pasti tentang ujung jalanan yang kita instingkan untuk dipilih hari ini. It's fine lah.
Titik didepan bukan untuk dilihat, dikeker dan dilempar jangkar. Tidak ada titik didepan sana, yang ada hanyalah titik-titik dibelakang yang sudah kita lewati dan siap untuk disambungkan dengan titik sekarang atau titik yang tiba-tiba kita injak nanti, untuk dilewati lagi seterusnya.

Jika didepan kita cuma ada dua nama jalan : Jl. Egois dan Jl. Mengalah
Ketika Jl. Egois belum kelihatan titik ujungnya,
Dan selama Jl. Mengalah dipercaya tidak akan membawa kita kemana-mana

Pilihlah jalan egois, pastikan dengan tetap memperbanyak menebarkan kebaikan selama berjalan. Niscaya titik -titik dibelakang kita akan dipertemukan dengan titik ditengah jalan nanti.

Egoisme, selama tidak dengan peperangan, akan berbuah kebaikan.


-----
'Every human of action has a strong dose of egoism, pride, hardness, and cunning. But all those things will be regarded as high qualities if he/she can make them the means to achieve great ends'
Giorgos Seferis

2 comments:

Gusti Agung said...

Pencerahan tingkat dewa. More please...

Aneth Purbasari said...

Thank you King, well noted.