August 10, 2011

Konsultasi Hati (part 1)

Versi Weby :

Aku suka perempuan ini. Kelihatan muda, easy going, mandiri, badung, ke-laki-lakian, namun pemikir berat dan super sensitif. Paradoks adalah kata yg cukup tepat utk menggambarkan kerumitan pola pikirnya. Profilnya mirip anakku, usianya juga sepantar 30 thn. Renatha adalah pasien baru ku yang kali kedua datang ke ruangan ini.

Unik, tidak seperti pasien lain ku yang biasanya berkonsultasi mengenai persoalan rumah tangganya. Rena malah datang dan menyampaikan keinginannya utk belajar dan diskusi mengenai segala hal denganku. Aku ingat ucapannya ketika dia datang pertama kali minggu lalu. “Ibu Weby, saya ingin belajar dan sharing pemikiran ttg segala hal. Saya sudah baca semua buku dan artikel Ibu, saya tau Ibu tidak punya banyak waktu, tapi jika Ibu mau, anggap saja saya pasien Ibu yg akan datang 2 jam setiap Jumat pagi mulai hari ini”.

Pertemuan pertama berlangsung seru, tidak ada tangis atau luapan emosi seperti jam-jam yang biasanya aku lalui dgn pasien lain. Rena banyak bertanya ttg pola pikir aku thd hal-hal yg dialaminya. Pertanyaan-pertanyaannya tajam dan to the point, persis seperti menginterogasi tersangka korupsi. Itu yang aku suka, bikin otak ku bergerak lincah mencerna maksud dibalik pertanyaan-pertanyaan Rena. Setelah 2 jam berlalu, kesimpulan hari pertama yang aku dapat : Perempuan ini sakit. Tapi tidak akan pernah bisa terima dianggap sakit. Aku putuskan utk membantunya dengan mengikuti ‘permainannya’.

(bersambung)

No comments: