July 6, 2011

Ku Tunggu Paraf Tuhan

Weby menulis dalam gelap, satu-satunya cahaya dikamar hanya lampu blackberrynya. Jari-jarinya menari cepat, mulutnya bergerak-gerak tipis.

Tanpa jeda, tanpa pikir, tanpa suara.
21.9.112
21 kalimat ; 9 menit ; 112 kata
Weby tersenyum melihat hasil curhatnya ke Tuhan yg msh acak-acakan...

---
Gak mungkin ini omong kosong
Tuhan pasti serius
Kali ini gak boleh becanda!

Kau beri aku sosok itu,
Utk selamanya kan?
Bukan cuma seumur janin-janin diperut kan?
Bukan juga seusia buku-buku lelucon lama aku, dia, dan orang tua kami kan?
Buku-buku lelucon yg dulu dibeli di toko 'mimpi', utk disimpan sebentar dilemari kayu
Belum ada kerut, masih wangi dan baru
Hanya sesaat, direnggut lagi oleh penerbitnya.
Utk ditukar dgn label aneh lambang kesendirian dan kebodohan.

Jangan candai aku seperti itu, Tuhan
Mohonku serius-Mu
Terlalu indah
Terlalu ajaib
Terlalu menakjubkan

Kali ini, aku tak butuh buku-buku lelucon itu.
Aku tak butuh persetujuan manusia.
Aku hanya ingin memiliki yg Kau beri ini, selamanya.
Tanpa buku apapun
Tanpa stempel manapun,
Dan tanpa paraf siapapun,

Kecuali Tuhan.
---

Setelah membaca hasil tulisannya yg kedua kali, Weby mendesah pelan "hhhmmm... tinggal kasih judul" ...
Buku-buku Lelucon?
Mohonku seriusMu?
21.9.112?
atau,
Kutunggu Paraf Tuhan?

No comments: