December 30, 2011

A Pray ...

Malam kemarin Raja mengajak Weby berdoa bersama lagi, suatu malam ditengah minggu yang berat dan sulit bagi keduanya.

Telah banyak doa dipanjatkan mereka.
Doa-doa lirih yang mengalun dari bibir keduanya yang melekat erat di telepon selular masing-masing.

Semakin sulit hari-hari yg mereka jalani, semakin kuat jalinan yang mengikat mereka berdua.

Entah mengapa,
Jaraklah yang menjadikan mereka semakin dekat
Temboklah yang memaksa mereka belajar memanjat
Tekananlah yang membuat mereka berfikir dewasa
Kesulitanlah yang melekatkan hati keduanya.

Kali ini mereka memilih doa yang pernah Weby tuliskan untuk Raja dulu.
Doa yang menurut Raja adalah doa terindah yang pernah dia tau ;

----
Dear God
Even though he and I aren't good people
And we aren't in our best relationship
Please give us goodness
And give us the only best

Dear God
Even though me and he loving each other most
And caring every inch of our each other's heart
Please don't give us nerves,
The nerve of doing bad things
The courage of hurting people that we care

Dear God,
Even though we knew our mistakes
And couldn't deny our feelings
Please lead us to a place
That could make all this seems worth enough
A place that could accept us carrying our pasts and sins

And dear God,
May whatever happen toward us, works, climates, obstacles, distances.
Please keep our minds,
to never think bout separateness,
even for a single second in our lives.

We need You, to always be with us.
Thank You.
----

December 29, 2011

Antara Natural dan Cultural

Apa ya makna dan beda antara natural dan cultural ?

Menurut sahabat saya, natural itu segala sesuatu yg di create Tuhan, sedangkan cultural adalah segala sesuatu yg dibentuk manusia.

Manusianya adalah natural, namun bagaimana manusia hidup adalah cultural.

Contoh paling sederhana adalah, setiap manusia yg hidup dimanapun harus makan. That’s natural.
Tapi bagaimana dan apa yg manusia makan, dibentuk manusia dan dipengaruhi oleh tempat dimana ia hidup. That's cultural.

Perasaan yg manusia miliki adalah natural, baik itu rasa marah, sedih, cinta, iba, adalah hal-hal yg tidak bisa tidak dirasa. Tuhan punya andil disini.

Namun bagaimana manusia yg berasa itu mengekspresikan rasa-nya, merupakan hal yg cultural.

Di negara Perancis misalnya, mengungkapkan rasa cinta dengan cara-cara yang romantis.
Sedangkan di negara Arab, laki-laki berhak mengungkap rasa marah dengan memotong tangan istrinya pada saat sang istri memutuskan untuk melanjutkan sekolah.
Kedua rasa tersebut pengungkapannya sudah dipengaruhi lingkungan dan budaya.

Singkatnya;
Natural and Cultural is, between the living thing and the way of living.
We can not live if we don’t know how to live.
So, there's nothing we can do best than learn wisely and continuously.

Unique. But those are called ‘the art of life’.
We should live our natural by culturally, side by side.
Balancing between natural and cultural, is the best thing we must do.

Yang menyesalkan adalah, ketika natural dikalahkan oleh cultural.
Ketika kekuatan Tuhan dikalahkan oleh kekuatan manusia.
Ketika semua yang manusia rasa, harus kalah dengan budaya dan cara beragama.
Ketika manusia merasa keyakinannya paling benar daripada keyakinan terhadap rasa yg diciptakan Tuhan

Tidak usah saja Tuhan menciptakan rasa bagi manusianya kan, untuk apa?
Tidak perlulah dua manusia yang merasa mencinta dipersatukan oleh pernikahan.
Pernikahan adalah buatan manusia.
Dan, apa perlu nya dua manusia yang tidak merasa saling mencinta dipaksa dipersatukan oleh pernikahan dan budaya?
Demi apa? Memuaskan manusia-manusia lainnya yang jelas-jelas tidak merasakan apapun?
Dan kenyataanya malah berbalik menyakiti manusia-manusia yang benar-benar diberi rasa tsb?
Siapa yang nantinya akan menyesal dan sibuk memperbaiki?

Balik lagi seperti yang diungkap diatas sebelumnya. Side by side.
Natural baiknya beriringan dengan cultural, jika berbenturanpun, tidak perlu saling mendominasi satu dengan lainnya.
Biarkan saja. Waktu yang akan menjawabnya.

Sekarang, sempatkan waktu bagi kita untuk merenung,
Tutup semua indera,
Telanjangi diri kita,
Lepas segala atribut duniawi.

Lalu, rasakan apa yang tertinggal dalam diri ini.
Fokus pada satu rasa yang sangat paling kita rasa.
Apa rasa malu terhadap tetangga?
Apa rasa marah terhadap masa lalu?
Apa rasa sedih terhadap keadaan ?

Bicaralah hanya dengan hati. Karena Tuhan bersemayam disana.
Bukan diluar diri kita, bukan di tanah kelahiran kita, bukan diatas langit, dan bukan dibawah tanah.
Tuhan, ada di hati kita masing-masing.

Percayalah, bahwa tiada rasa yang berhak mengisi hati selain rasa cinta.
Rasa dimana kita tidak pernah merasa sepi dan sendiri.
Rasa yang terdasar dan terkuat diantara rasa yang ada.

Jika kita membunuh rasa yang ada dihati, maka kita ‘mengesampingkan’ Tuhan.

Mari mencoba yakini rasa yang paling dasar dihati.
Sebab Tuhan tidak pernah memberi ‘petunjuk’ yang menyesatkan.

Rasamu, adalah petunjukNya.

Powerful Quotes

There is nothing either RIGHT or WRONG in this life.
Only our MIND make it so.

by Shakespeare - Hamlet
----

When I look inside myself and see that I am nothing,
that is WISDOM.
When I look inside you and see that I am everything,
that is LOVE.

And BETWEEN these two, my life turns.

by Sri Nisargadatta
-----

Kalah adalah kondisi sementara,
Menyerah yang menjadikannya permanen.

by Mario Teguh
-----

December 27, 2011

Hanya Tulisan

Siapa?
Kenapa?
Bagaimana?
Sang keadilan muaranya
Memujanya
Membencinya

Siapa?
Kenapa?
Bagaimana?

Kenapa bertanya
Tuhan segalanya
Kita ada menjalankan peranannya
IA sangat mencintai ciptaaNnya
IA mengungkapkannya dengan caraNya
Sang hati dan naluri untuk menggerakkan indera ciptaanNya
Sang keadilan untuk menumpahkan segalanya

Ia tahu batasan ciptaannya
Tidak ada yang percuma
Hanya hasil yang berbeda
Baik maupun buruk

Milyaran cara menjalani hidup
Hanya satu yang kutahu
Hanya satu yang ingin kucapai
Aku Bangga

Ekspresi yang ingin kugapai sebanyaknya
Dari sesama ciptaanya

Tak peduli bangsatnya
Tak peduli bejatnya
Terdahulu dan masa lalu

Aku Bangga

Saat itulah damai di dunia akan ada
Setidaknya duniaku
Karena aku ingin hidup selamanya

Lewat sebuah NAMA.

SATU

Aku adalah engkau
Engkau adalah aku

Susah adalah mudah
Mudah adalah susah

Cobaan adalah anugerah
Anugerah adalah cobaan

Masa lalu adalah sekarang
Sekarang adalah masa lalu

Resapi dan hayati
Ingini dan jalani

Tenang dan renungi sejenak

Siapa saya sekarang?
Apa yang menjadikan saya sekarang?
Siapa saya di masa depan?
Apa yang menjadikan saya di masa depan ?

Hidup ternyata sangat sederhana

Tiap manusia setidaknya diberikan satu kelebihan Satu… Satu yang mengisi kekurangan satu, sepuluh, sejuta, semilyar lainnya Satu… Satu hal yang biasa bagi seseorang tapi luar biasa bagi lainnya

Cari satu itu
Lengkapi puzzle kehidupanmu
Satu demi Satu
Karena lainnya juga mencari satu itu

Disengaja maupun tidak
Dimengerti maupun tidak

Berdamai dengan kehidupan
Berterima kasih dengan tempaan

Tenang dan renungi sejenak

Aku beruntung dianugerahi satu itu
Satu yang melengkapi satu kehidupanku
The missing piece of my life puzzle
The consciously love

Karena pada akhirnya keinginan manusia hanya bagaimana menjadi SATU

Dear Life

Dear Life,

Thank you...
For welcoming all these years
For forging with scars and victories
For all had, have, and will have
I...

Me believe...
My destiny as sanguine sapien
My role as king and prince
My purpose

To this mortal dimension...
... ain't yet to become

If i just could be selfish one...
Gandhi one...
Hitler one...
Aladin one...

Famely it is...

My Namaste

December 24, 2011

Bintang Hitam

Dia ingin seperti bintang
Terang
Indah
Berkilau
Tapi ia hitam

Dia ingin ditunjuk
Olehku
Engkau
Mereka
Tapi ia gelap

Dia ingin jadi bintang
Yg semakin byk mendengar doa saat ia jatuh

Dia ingin berkejora
Yg krn nya, lahir pujangga dan pencipta lagu 

Kata siapa hanya bintang putih yg terlihat mata?
Bintang hitam bilang, ia bisa.

Tekadnya
Mengecat dinding malam dengan warna putih
Mengundang lebih banyak kejora berkunjung kelangitnya

Lebih banyak bintang bersinar disekelilingnya,
Lebih terlihat si bintang hitam itu.

Menari.
Di cakrawala.

December 23, 2011

Karaktermu, Aku Suka.



Manusia memang diciptakan berbeda. Kebanyakan orang bilang, ilmu terbaik didapat dari bangku sekolah, sebagian lagi keukeh, bahwa ilmu itu asalnya harus dari rumah. Namun, baru dia yang kasi tau saya bahwa orang-orang yang justru ‘special’, adalah orang yang punya ilmu bukan dari sekolahan, juga bukan dari rumah, melainkan ilmu yang dipungut satu persatu dari jalanan, jalanan hidup antara sekolah-sekolah dengan rumah-rumah. Terima kasih teman, kamu memotivasi saya.

“Pokoknya Neth, sampai detik ini aku belum pasti apa pilihanku, bener-bener keputusan yang berat. Kamu tau kan, tawaran itu sangat ideal buatku” ucapnya pelan mengakhiri rentetan cerita tentang perasaan galaunya terhadap dua opsi yang baru muncul dalam hidupnya. Kali ini wajahnya muram, tidak seperti biasanya yang aku lihat di sosok polos agak-terkesan-culun-dan-lucu ini. Aku sebenarnya maklum, dia sedang berfikir keras 1 bulan belakangan ini, pilihan antara tetap ditempat yang nyaman atau maju ke depan dengan tantangan baru adalah sesuatu yang pantas dipikirkan matang-matang, belum lagi dia harus memikirkan warisan atasannya yang telah resign lebih dulu, tanggung jawab penting itu sekarang berada dipundaknya.

Namun, bukan hanya dia yang aku tau ditawarkan posisi menggiurkan di perusahaan lain, tapi kok ya cuma dia yang pikirannya ‘rempong’. “Orang lain sih kalau jadi kamu dah gak pake mikir kale… langsung capcus! Hehhehe… Dasar freak!” ledekku mencoba menggoyahkan kesetiaannya. Aku punya misi khusus dengan ledekan-ledekanku, sengaja aku gempur dia dengan ocehan-ocehan agar dia pada akhirnya nanti benar-benar firm dengan pilihan finalnya. Semua ocehanku diawali dengan kata-kata ‘what if’, ‘what if’. Aku ingin dia punya tabungan konsekuensi terhadap apapun pilihannya nanti. Mauku, dia harus tau segala kemungkinan penyesalan-penyesalan yang bisa saja menghampirinya setelah memilih, baik itu konsekuensi pindah, keluar, ataupun memilih tinggal. Sehabis melongo mendengar ocehan-ocehanku, dia berkata “Aku janji sama mereka Neth, besok aku udah harus dapat keputusannya. Aku kabarin kamu besok.” janjinya padaku sambil ngeloyor pergi begitu saja. Tetap dengan galaunya.

Dalam hatiku yakin, dia tidak seperti karyawan kebanyakan, dia tidak gampang terbawa arus, konsisten, sayang teman-teman dan anak buahnya. Cukup banyak kejadian dan momen-momen aku potret dari sosoknya yang to the cu, to the lun (baca:culun) itu. Misalnya saja, dia tidak peduli keceriaan teman-teman lainnya yang asik foto-foto saat sang tour guide menjelaskan tempat-tempat bersejarah di luar negeri, dia asik nyatet! Buset! Kemudian, setelah capek seharian jalan, bisa-bisanya dia setiap masuk kamar hotel gak pake lepas sepatu langsung buka tas belanjaannya dan cocokin dengan daftar puluhan nama-nama yang dia akan oleh-olehi, berjam-jam, begitu setiap hari selama aku sekamar dengannya. Beli oleh-oleh buat sendiri pun tidak. Disiplin yang keblinger menurutku. Tapi yang aku benar-benar salut adalah setiap malam sekitar pukul sembilan, dia selalu buka 1 buku yang sama dan berkomat-kamit, aku tidak paham apa yang dibacanya (Alkitab mungkin ya?), tapi asli…, konsentrasi fuuull, dia tidak peduli mau aku lagi cekikikan kenceng di hp pun, lagi nyanyi-nyanyi ngikutin musik di channel MTV pun, lagi mondar-mandir dikamar cuma pakai handuk pun, dia ngelirik juga tidakkkk… Bener-bener perempuan yang punya prinsip dan tidak suka ikut arus negatif bukan? Hehehe, High Persistence!

Anehnya juga, dialah yang selalu ingin sekamar denganku setiap dikirim pergi keluar negeri hadiah program penghargaan dari perusahaan yang diadakan setiap tahun. Sehancur-hancurnya kelakuan sahabatnya ini, dia tetap cinta loh. Nah, wajarlah jika aku berasumsi, (hehe maaf) sejelek-jeleknya dia punya suami, dia akan tetep setia, sejelek-jeleknya AAB (hehe maaf lagi), aku yakin dia tetep tidak akan meninggalkan AAB. Titik.

Besok paginya, bbm ku bersin. Kutengok, dia nge-ping. Sebelum sempat kubalas, teksnya sudah masuk lagi. Isinya ;
Dia       : Aneth, aku stay
Aku      : Asikkk
Aku      : Boleh tau alasannya?
Dia       : Jangan GR, bukan karena kamu.
Aku      : Karena apa?
Dia       : Hati Nurani.
 ‘Abilities may put you at the Top,
But it needs strong characters to keep you Up there’


Hanya 'SATU'

Diterpa ujian dan cobaan
Hanya 'satu' yg menyuruh nya bertahan

Dibunuh sunyi dan kegelapan
Hanya 'satu' yg memaksa ia bernyawa

Didalam kepuraan dan kebohongan
Hanya 'satu' yg mentetapkan nya jujur

Disayat luka dan cacian
Hanya 'satu' yg menyembuhkan perihnya

Didera airmata dan pasrah
Hanya 'satu' yg menyulut semangatnya

Dijeruji besi api dan duri
Hanya 'satu' yg menjanjikan nirwana

Ditengah pahit dan getir
Hanya 'satu' yg membuat ia tetap hidup

'Satu' itu bukan masa lalu, juga bukan ke-kini-an, Namun adalah HARAPAN, dimasa depan...
Yg membuat jiwa masih tetap pd tempatnya.

Pinjam kata Jiwa

Ketika kata cinta sudah tdk bernilai dan punya arti special bagi perasa nya, (mungkin akibat dari pengalaman hidup yg membuat beberapa orang sudah menyepelekan arti dari kata tsb). Lalu kata apalagi yg bs dipinjam utk menjabarkan perasaan yg melebihi cinta?

Bila kata cintai sudah tdk pas lagi, mungkinkah kita hrs bisu krn tdk ada kata sebagai ungkapan bahwa kita melebih-cintai nya, jika kurang dari cinta adalah suka, lalu apa kata yg pas utk lebih dari cinta?

Bagaimana dengan jiwa? 'Aku menjiwai mu' bisa diartikan bahwa seakan sebagian jiwa seseorang diisi oleh orang lain. Saking cinta-nya ia merasa jiwanya dimiliki satu sama lain. Ada keterikatan batin yg diharapkan tidak selevel dgn cinta. Jika sebagian dari jiwanya hilang, maka jiwanya kemudian akan rapuh.

Sama dgn mencintai, ada uji kekuatan menjiwai utk bs menyebut bahwa sepasang kekasih telah saling menjiwai. Jika sepasang manusia yg 'katanya' saling menjiwai berpisah dan kemudian masing2 jiwa menjadi rapuh sesaat. Namun krn perpisahan berlangsung lama dan tdk ada keinginan utk diperbaiki sehingga 2 jiwa sama2 terbiasa utk tdk saling membutuhkan lagi. Jiwa yg rapuh dan terbiasa terpisah tadi berangsur2 kembali ke jiwa normal. Maka apa bedanya lagi menjiwai dgn menyukai atau mencintai?

Menyukai,
Mencintai,
Menjiwai,

Semua serba sesaat dan dangkal, susah2 mencari kata pengganti yg lebih dalam dan lebih bermakna, pd akhirnya semua kata dirasa sama dangkalnya.

But anyway, at least we did figured it out something new.
That's what the brain is for...
That's why God give us brain...

to think, think and think.